Langkahkan kakimu, sejauh engkau sanggup melangkah, terus..terus..dan terus...ukir jejak-jejak asa dan harapan, untuk menemuiNya di kelak nanti^^

Selasa, 22 Mei 2012

pun#pun


Pun asa, masih terus menjalar menembus batas-batas yang menghalangi atas keinginan diri. Maka rasa berdamailah dengan hati, menjadi penguat diri, atas setiap jatuh yang mencoba menggoyahkan harapan.
Ada batas yang harus menjadi diri mengerti bahwa tidak semua ingin harus menjadi. Pun ada luas yang menjadi diri harus tinggi mencita-citakan.
Pun waktu, biarlah menjawab setiap asa yang tergantung. Bukan untuk siap atas pilihan kita,tapi mempersiapkan diri atas setiap pilihan terbaikNya. 



_____KEEP ISTIQOMAH SHOLIHAH^^

Selasa, 01 Mei 2012

Dalam Keindahan TarbiyahNya

Hari ini seolah angin membisikkan aku dengan sejuta pengharapan yang tiada terkira, pagi itu aku berhenti sejenak di persinggahan iman, menemui saudari selingkaran pekanan. Dengan keikhlasan yang sangat tulus, penuh semangat dan penuh kasih sayang, dengan lembut dia meyakinkan aku untuk terus kuat menembus batas-batas itu, menggali segala yang telah Allah karuniakan yang belum teroptimalkan hingga detik ini. Pun ketika merasa tidak mampu, sebenarnya hanya belum tergali dalam saja, pasti semuanya butuh proses untuk bisa menjadi sebuah cita-cita mulia. Kesempatan banyak, tinggal ikhtiar menjadi jalan untuk kita selanjutnya. Sepanjang jalan HR. boenyamin, Ovist hingga ke seberang Tanjung sana aku terus terbawa pada sebuah asa, bahwa aku bisa mengejarnya. Kembali mengukir jejak-jejak sejarah yang dulu pernah aku lewati, kembali menjadi pemenang dan menabur kemanfaatan itu. Seolah angin terus berbisik..KAMU BISA, PASTI BISA^^

Siang itu, lalu sore, bercengkrama bersama mereka para pencari jejak sejarah. Berubah menjadi abu, haru biru, rasanya suram, namun aku yakin pasti ada jalan keluar. Sungguh, seolah Optimisme pagi itu, tertelan bersama setiap keluh yang tercecer tak beraturan itu. Lantas siapakah yang salah???Bukan, bukan mereka, tapi  mungkin aku, dan kita yang tengah lebih dulu bermain dalam laga. Rasanya, setiap detik itu menjadi satu deretan yang membawa pada sudut ruang yang harus diperioritaskan.

Malam ini, lalu aku membawa sederet kata bersama dia dalam sebuah diskusi panjang tentang miniatur kehidupan ini. menjadi kata sepakat untuk segera memperbaiki, pun angin malam ternyata masih setia bersamaku, membisikkan kembali angan-angan yang sedari pagi bahkan sejak dulu sedang terus membisiki. menata kembali asa-asa itu, merajut kembali bersama keyakinan, bahwa kita semua mampu. 

Dalam kesahduan malam ini pun, membawa aku pada sebuah cerita tentang masa satu bulan kemudian, yang akan menjadikannya pada sebuah fase yang berbeda, merajut rangkaian kemulian yang Allah berikan kesempatan untuk kita. maka pagi, siang, sore, hingga malam ini menjadi satu bait lagu kehidupan, tentang asa, kesal, haru, bahagia, untuk menjadi yang paling mulia dihadapanNya,insyaAllah....

Allah, TarbiyahMu sungguh Indah, tak pernah sedetikpun ingin aku sia-siakan....dan sampai saat ini, aku ingin kembali menikmati, indahnya berkorban untuk sebuah kenikmatan berjuang di jalanMu..Allah... Allah...Allah...