Karena berbeda antara kamu dan aku sering jadi sengketa
Karena kehormatan diri sering kita tinggikan di atas kebenaran
Karena satu kesalahanmu padaku seolah menghapus sejuta kebaikan yang lalu
Wasiat nabi itu rasanya berat sekali:
”jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara”
Karena saat ikatan melemah
Saat keakraban kita merapuh
Saat salam terasa menyakitkan
Saat kebersamaan serasa siksaan
Saat pemberian bagai bara api
Saat kebaikan justru melukai
Aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita
Hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengerdil
Mungkin dua-duanya, mungkin kau saja
Tentu terlebih sering, imankulah yang compang-camping
Mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja
Menjadi kepompong dan menyendiri
Berdiri malam-malam, bersujud dalam-dalam
Bertafakur bersama iman yang menerangi hati
Hingga tiba waktunya menjadi kupu-kupu yang terbang menari
Melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindaham pada dunia
Lalu dengan rindu kita kembali ke dalam dekapan ukhuwah
Mengambil cinta dari langit dan menebarkanny ke bumi
Dengan persaudaraan suci, sebening prasangka, selembut nurani,
Sehangat semangat, senikmat berbagi dan sekokoh janji.
Nikmat terindah yang pernah hadir dalam episode hidup ini adalah saat Allah mempertemukan aku bersama kafilah kesholihan ini,mereka yang senantiasa ada untuk meraih ridhoNya, mereka yang senantiasa bergerak memperjuangkan agamaNya, mereka yang senantiasa tak lepas berdzikir mengucapkan asma-asmaNya, mereka yang senantiasa berusaha selalu meraih kecintaan dariNya, Rabb…begitu indah hidup ini…subhanallah dan selalu aku harapkan Engkau bisa terus menjaga hamba ada bersama mereka dalam naungan cintaMu…
Bertemu mereka dalam indahnya lingkaran tarbiyah, menjalin tali ukhuwah yang keeratannya melebihi atas tali persaudaraan karena satu darah, bersama bergerak, berjuang, dengan segala keterbatasan dan kelebihan yang telah Allah karuniakan untuk kita... Ukhuwah ini saudaraku, yang kemudian aku ada bersamamu disini, ukhuwah ini saudaraku yang kemudian mengajarkan kedewasaan kepadaku, ukhuwah ini saudaraku yang kemudian membuat aku terus bertahan dalam segala kesempitan, ukhuwah ini saudaraku yang telah memberikan energi untuk aku terus bergerak walau rasanya diri ini sudah begitu lelah melangkah, ukhuwah inilah saudaraku yang selalu membuatku teringat akan pencipta kita. tak mampu lagi diri ini berkata-kata apapun tentang ukhuwah ini, begitu dalam dan begitu banyak makna yang tak bisa terungkap, cukup hati ini merasakan nikmatnya ukhuwah itu…Rabb….syukurku atas ikatan yang telah kau tautkan ini bersama mereka…
Saudaraku, atas segala keegoisan kita, kekurangan diri kita, keterbatasan diri kita, ukhuwah itu kemudian hadir menyatukan hati-hati ini untuk memperjuangkan kalimat-kalimatNya…ntah tak pernah terbayangkan ketika Allah mencabut kenikmatan ini dari hati kita, melepaskan tautan atas hati-hati kita,mungkin akan begitu keringnya hati ini, akan sepinya diri ini, melewati fase-fase terindahNya tanpa keindahan ukhuwah kita bersama. Semoga Allah senantiasa menghibahkan kuat untuk kita senantiasa menumbuhkan dan memelihara iman ini hingga ukhuwah pun selalu hadir dalam setiap ruang kebersamaan kita di jalanNya….wallahu’alam
Teruntuk sahabat perjuangan ku di bumi Allah
Sebagian dikutip dari : Dalam Dekapan ukhuwah_Salim A. Fillah
**16 Januari 2011 pukul 11:37