Langkahkan kakimu, sejauh engkau sanggup melangkah, terus..terus..dan terus...ukir jejak-jejak asa dan harapan, untuk menemuiNya di kelak nanti^^

Senin, 26 Maret 2012


Mungkin, menangis itu menjadikan kita sangat tampak cengeng, kekanakan dan sama sekali tak dewasa. Tapi, kali ini rasanya tak adil pula jika tangis itu, menandakan ketidaksiapan diri pada ketitik dewasaan itu. Pecah tangispun di pangkuanmu Ibu, maka apakah ini pun bagian aku masih tak layak mengatakan bahwa aku telah ingin belajar berdiri, disana membangun butir-butir syurga itu. 

Ibu, sesak ini semakin aku berpikir, kapankah aku bisa menjadi layak untuk sebuah pengakuan itu?saat haruskah tak pernah aku menangis lagi ketika aku menyampaikan setiap impianku?atau saat lagi aku tak bermanja di pangkuanmu?kapan?saat apa?

Ibu, hanya untuk mencari penguat untuk berbakti padamu lebih. Untuk bisa membangunkan syurga untukmu dan untuk ayah disana, bersama genggaman erat yang akan menuntun aku membangun jalan kesempurnaan, mengumpulkan bekal-bekal untuk menjemput ibu dan ayah di gerbang syurga kelak. 

Ibu, maka ridho Allah, adalah Ridhomu...

Kamis, 22 Maret 2012

nasihat ibu#

Ini kembali melewati fase ujian, maka harus ada sabar...terus mendekatNya, meminta dan mengharap sungguh, belajar berlapang karena setiap jalannya telah Dia siapkan, tinggal kita ikhtiarkan dan berdo'a sekhusuknya, menyerahkan dengan pasrah, dan senantiasa berhusnudzan padaNya..,Allah Maha Segalanya, maka mintalah hanya padaNya....bismillah..

Sabtu, 17 Maret 2012

spirit zamannya


Detik yang pernah terjadi, di hampir 1 tahun silam, rasanya mungkin masih sama, hanya bukan untuk beban melanjutkan, tapi beban mewariskan...Rabb kuatkan pundak-pundak kami.

_akhir sejarah di bagian fase yang terembankan_
Bbi 17 Maret 2012_pengukuhan generasi
"menemukan spirit zamannya"

Sabtu, 10 Maret 2012

Curcol Again#


Allah, aku tak tahu kemana kemudian kaki ini harus melangkah berikutnya. Jauh dari kekhusyukan itu mungkin menjadikan aku tak mampu membuka tabir itu, tak cukup memahami, dan menentukan jalan yang telah Engkau bentangkan disana. Allah, mungkin rasa ini bukan karenaMu, masih banyak nafsu yang menghiasi, mungkin karena itu aku takut menentukan kemana aku mangambil arah. Allah, mungkin memang aku belum bisa berhusludzan padaMu, hingga aku masih ragu dan takut menyingkap rahasiaMu esok. Allah, Allah, Allah, ijinkan aku merapat kembali, menemui ketenangan, menepis segala prasangka, mampu  menetapkan pilihan yang terbaik, yakin bahwa Engkau telah menetapkan sebaik-baiknya skenario untukku. Allah, Allah, Allah..bimbinglah langkahku..menuju RidhoMu...