Langkahkan kakimu, sejauh engkau sanggup melangkah, terus..terus..dan terus...ukir jejak-jejak asa dan harapan, untuk menemuiNya di kelak nanti^^

Kamis, 28 Maret 2013

T.T

Tiba-tiba tadi sore merasa rindu aja dengan suasana sore Purwokerto, 30 menit mengelilingi Jalan Kampus, H. R. Boenyamin, Gor Satria, Karangwangkal, mampir sebentar di warung gorengan favorit, menikmati sore yang sedikit mendung dan menyisakan dingin karena hujan yang telah mengguyurnya. dan Huft....akhirnya sampai rumah berhasil meleleh juga ni getah bening:(

sampai hampir isya Ga berhenti-berhenti, astaghfirullah, Rabb......dan cukup lantunan "Muasyari Rasyid", akhirnya bisa sedikit membendung lelehan-lelehan ini...:)Maka, biarlah Alllah saja sholihah....^^berpasrah di antara rintik-rintikyang kembali membahasahi sore ini, melantun do'a pada setiap harap yang terlitas dalam bisikan hati...



tetaplah bertahan dan bersiap siagalah^^

Minggu, 17 Maret 2013

G-a-L-a-U

"Maka tanyakan pada hatimu, sejujur-jujurnya kamu menjawab, dan biarkan  lekat bersama derasnya getah bening yang tak dapat terbendung lagi, terhapus dengan keyakinan pada setiap sujud-sujud terpanjangmu. Bukan untuk dikubur, dimatikan, dicaci, hingga menjadi penghalang atas keridhoan hati, biarlah luntur atau tetap tumbuh menghiasi, hingga akhirnya akan muncul bersama jawaban atas kehendakNya."

Namanya galau itu..!!! tapi tenanglah semua bisa diobati, Galau itu cuma buat anak masa kini yang tak tahu bagaimana harus merawat hati katanya, maka kata Abdullah Ibnu Mas'ud, saat seorang sahabat bertanya padanya, obat apa yang paling mujarab untuk mengobati keresahan hati, maka ada 3 katanya:

1. Dekatlah dengan Al-Qur'an.
2. Mintalah di sepertiga malamnya, atas keresahan-keresahan hatimu.
3. Datangilah majelis ilmu, dimana Asma Allah diagungkan disana.

Nah, mari kita coba obatnya, dijamin dech cucokbanget....So, kalau masih Galau aja, kelaut aja dech. Kalau kata murid-murid saya, aku ga galau, si A ga galau, Si B ga galau, eh kamu galau, dibuang aja dech:)


*semakin bersyukur berada bersama mereka, yang terus senantiasa mengingatkan

gigitan

Dua pekan ini, seorang jagoan saya mengalami hal yang aneh dan lucu. Senin itu saya tidak masuk sekolah karena masih mudik, dan ketika keesokan harinya saya masuk sekolah,alhasil anak-anak langsung menyerbu saya dan mengintrogasi ketidakhadiran saya di hari sebelumnya, layaknya para mahasiswa yang sedang berdemo atas asas ketidakadilan^^.

Dan diantara kerumunan anak-anak pagi itu, mata saya tertuju pada seorang jagoan saya, yang tangannya terlihat tidak normal baik ukuran dan posisinya. Tangannya ditekuk, dan bengkak saat itu. "Mas, kamu kenapa sholeh?", langsung aku pun balik mengintrogasinya, layaknya seorang wartawan infotainment yang ingin begitu tahu seluk belukkejadian yang dilihatnya saat itu:)." Digigit tawon ustadzah", jawabnya dengan sedih. dan kemudian dia menceritakan kejadian detailnya saat itu, dan gelak tawa mewarnai perbincangan kami pagi itu. 

Satu pekan berlalu, dan alhamdulillah jagoanku sudah sembuh. Tepat hari Senin, 4 Maret 2013, hari pertama UTS di sekolah kami. Pagi itu, dengan wajah tampak sedih, ada seorang anak laki-laki masuk dengan tangan yang menutup bagian bibirnya, saat aku tanya, "kenapa mas?", dia jawab, "digigit semut ustadzah", dan tahukah sodara-dodara, anak laki-laki itu adalah jagoanku yang kemarin digigit tawon:(, "Ya ALlah, mas kok yo kamu digigit-gigit hewan terus toh, besok-besok digigit ustadzah Iis nich, becandaan saya pada dia. Alhamdulillah, dua hari berlalu dan gigitan semutnya sudah hilang.

Dan, tahukah sodara-sodara, hari jumat di pekan yang sama, kemudian dia digigit lagi seeko rhewan, yang entah jenisnya apa, karena hanya ada dua titik yang membekas berwarna merah,*sempat kepikiran ular, atau tikus sepertinya, he..he..dan kemudian hari selasa berikutnya, dia pun masuk kelas dengan jidat yang sudah berwarna merah dan sedikit luka yang mengering berwarna hitam, dia menghampir saya, "ustadzah, jidatku digigit tomcat", katanya.

Olah, mas...mas.....kenapa dua pekan ini hewan-hewan itu begitu tertarik padamu:)dan semoga tomcat hean terakhir yang tertarik kepadamu:)



*confidentclass

beranjak dewasa^^


Dan pagi ini bersama sebuah hari yang istimewa di natara sekian memori yang pernah aku lewati bersama bidadari-biadadri kecil itu. 

Tiba-tiba, suatu berita sampai di telinga saya tentang seorang bidadari kecil saya, yang ternyata sudah memasuki fase "dewasa" saat ini, kaget sungguh antara percaya dan tidak, tapi ini nyata sodara-sodara, bidadari kecil itu yang dikaruniakan "keistimewaan" oleh Allah, dan ternyata saat ini dia juga membuat moment istimewa di sekolah kami. Karena faktanya, dia masih kelas satu eSDe dan umur sesungguhnya 8,5 tahun. Maka, terjadi kehebohan disekolah kami, karena ternyata dia sudah seperti kami para pengajar putri, sudah tidak boleh bersalaman, shalatnya wajib 5 waktu, sudah tidak boleh lepas jilbab, de-el-el. Sempat kebingungan juga, bagaimana caranya kami harus membahasakan sekian perbedaan yang sudah seharusnya ada pada diri dia, antara dia dengan teman-teman di kelasnya. Tanpa harus, dia merasa terasing dan teman-temannya mengasingkan. 

Suatu hari, sepulang sekolah, partner kelas saya, mengantar dia pulang, sepanjang perjalanan beliau manfaatkan untuk bisa mencoba berbicara dari hati ke hati bersamanya. inilah singkat cerita yang begitu special:

"Mba Anin, selamat yak, sekarang sudah dewasa, berarti sudah sama dengan ustadzah sekarang:)", dengan wajah yang antusias dia menjawab; "terima kasih ustadzah", kata-kata itu memang selalu menjadi ciri khas dia, ketika dia mendapatkan sebuah kebaikan yang dia terima, dengan gayanya yang khas, dia selalu mengatakan itu:).

"Mba anin, pernah melihat tidak ustadz dan ustadzah bersalaman dan berdekat-dekatan?", dia jawab, "pernah ustadzah:", ustadzah sempat bingung, dan mengulangnya, menegaskan "betul, sungguh?", akhirnya dia menggelengkan kepalanya, sambil tesenyum, "eh, nda ustadzah". Nah, karena mba Anin sekarang sudah sama seperti ustadzah, jadi mba Anin juga tidak boleh bersalaman dan berdekatan dengan ustadz:), ini ustadzah contohkan cara bersalamannya yak," kemudian ustadzah tersebut melipat telapak tangannya di depan dada^^, "okey ustadzah" jawabnya tegas sambil menirukan. 

"Oya, satu lagi, berarti mulai sekarang juga, shalatnya ga boleh bolong, harus 5 waktu dan jilbabnya tidak boleh lepas^^", dengan begitu antusias dia menjawab, "iya ustadzah, kata mama Ida juga begitu", panggilan sayang dia kepada mamanya. 

Tahap satu selesai, alhamdulillah wajah si bidadari tidak sedih, berulang-ulang dia menyampaikan "Terimasih ustadzah", sungguh Nak, Allah karuniakan kamu kepada kami, untuk kami semakin banyak belajar, dan sungguh ketika kita meniatkan semuanya karena Allah, maka semuanya mudah. Dan, ternyata pelajaran mengantarkan bidadari-bidadari kami ke gerbang "dewasa", Allah antarkan lewatmu. Mabruk.

Dan, besok adalah hari pertamanya memulai kebiasaan baru di sekolah, dengan cara bersalaman khas akhwat dan ikhwan "dewasa"^^, ikut berjamaah shalat bersama ustadzah, belajar mengkhusyukan dan menertibkan shalat, semoga kami juga bisa dengan mudah memberikan pemahaman kepada bidadari-bidadari kecil yang lain. Ya Allah, semoga ini menjadi pembelajaran bagi kami yang menyaksikan keistimewaan yang kau telah anugerahkan kepada kami saat ini...aamiin.

*confidentclass