Langkahkan kakimu, sejauh engkau sanggup melangkah, terus..terus..dan terus...ukir jejak-jejak asa dan harapan, untuk menemuiNya di kelak nanti^^

Minggu, 27 Januari 2013

Bunda^^


Sungguh, sore itu  menjadi waktu sangat special dalam perjalanan 25 tahunku, ditemani rintik hujan di kota Satria, menjadi saksi kejadian heroik, yang tidak akan terlupakan. Tidak pernah membayangkan bahkan merencanakan akan melihat dan menjadi saksi hidup lahirnya seorang bayi mungil dari seorang umahat senior di kota ini. Bukan..bukan hanya sekedar menunggu di luar ruang bersalin dengan harap-harap cemas menanti kabar lahirnya, tapi menyaksikan dari awal detik kelahiran hingga akhirnya lahir, dan semua rangkaian pasca itu. Takjub, takut, sedih, senang, gugup, ah..semua sudah becampur menjadi memori menakjubkan senja itu. Allah, semakin kuat terlintas dalam pikiranku, seperti itukah 25 tahun terdahulu ibundaku melahirkan aku ke dunia ini, subhanallah, sungguh bulir-bulir air mata ini mengalir seiring rintik hujan yang terus membasahi bumi sejak siang saat itu.

Hingga detik ini, semakin terus terbayang rangkaian proses itu semakin ingat perjuangan seorang ibu itu sungguh begitu luar biasa, pengorbanannya, keikhlasannya, tak dapat terbayar oleh apapun. Tapi baginya, sakitnya selama kita berada dalam rahimnya, hingga saat menahan sakit ketika persalinan, hilang begitu saja, saat tahu bahwa kita sudah terlahir dengan sehat dan selamat.  Allah, selama ini kadang begitu mudahnya aku menyia-nyiakan, kadang begitu mudah aku melalaikan, bahkan mungkin tak jarang mengecewakan. Tapi sungguh, sayangnya tak pernah sedikitpun berkurang, bahkan tak pernah sedikitpun ada rasa dendam yang dia simpan.
Senja itu, menjadikan aku semakin memahami bahwa tak akan pernah terganti hingga kapanpun seluruh rangkaian perjuanganmu ibu, tak ingin pun aku terhenti untuk selalu dan semakin mencintaimu, meski saat ini belum bisa membersamaimu, tapi semoga kerinduan ini, dapat terobati lewat setiap do’a dalam setiap sujud panjang ini.

Esok, entah kapan Allah mentakdirkan, Allah aku mengharapkan untuk bisa melewati fase menakjubkan ini kembali, bukan hanya untuk menjadi saksi, tapi menjadi yang disaksikan. Mendapatkan kesempatan perjuangan yang mulia ini, melanjutkan regenerasi umat ini.
Dan semakin begitu takjub kepada mereka yang telah mendahului melewatinya dan yang akan melewatinya, semoga Allah melancarkan semuanya. Teringat pesan seorang ustadz, beliau berpesan Allah SWT berfirman dalam Q. S. An- Nahl: 78, “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalamkeadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” maka berharaplah pada Allah, karena sesungguhnya Allah yang mengeluarkannya, kita (ibu) hanya wasilah, maka insya Allah akan dimudahkan jalannya. Dan itupun yang aku saksikan senja itu, melihat beliau umahat itu, begitu tawakal menahan setiap dahsyatnya rasa sakit yang beliau rasakan, dalam rintihnya terus terucap dzikir, dan luar biasa begitu mudahnya seorang bayi perempuan itu lahir diiringi adzan maghrib jumat itu. Barakallahu....
Allah, Tarbiyah yang luar biasa ini, semoga menjadikan semakin kokoh mengenalMu dan semakin bersyukur atas setiap rangkaian nikmat yang Engkau karuniakan.
Luv u cz Allah ibu......:)ingin terus memelukmu....


#jumat mubarak, 25januari2013@kota satria

_

Jumat, 11 Januari 2013

S-A-B-A-R^^


Sungguh bersabar itu memang bukan hanya sebatas mengeja 5 huruf S-A-B-A-R. Tapi, rasanya seperti mengarungi 5 abad kehidupan:)*lebay. Ishbir ukhti, ishbir, ishbir.......mungkin mudah, sering di dengar, dan sering diucapkan, dalam setiap himpit yang menyesakkan....namun, kadang sulit diaplikasikan ketika rasa sesak itu terus menyeruak. Tapi, jika kita mau menyadari, siapa pemilik hati ini, jika ketika kita tahu, 5 huruf ini pun firmanNya (....Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranMu....(Q. S. Ali Imron:200)...maka sesungguhnya pasti ada celah untuk lebih merunduk, mencari, menemukan betapa sesungguhnya akan ada kemudahan memahami arti bersabar ini.

Allah,lalu siapa kita yang masih saja sering tak menyadari bahwa Dia tak pernah menyia-nyiakan setiap pinta kita. Wa li'abdii maa sa ala (Dan pasti akan menjadi milik hambaku apapun yang ia minta kepadaKu_Hadist Qudsi).

Maka saat setiap pinta kita belum kita dapati di hadapan, mungkin karena Allah ingin kita semakin memahami arti bersabar, ingin semakin merunduk dalam berlaku, ingin semakin khusyuk dalam bertemu, ingin semakin kita yakin dalam meminta....

Sungguh, tidak ada sedikit pun yang terjadi selain karena kehendakNya,kita hanya perlu lebih sabar menanti setiap pilihan yang Allah pilihkan untuk kita, karena bukan kita siap dengan pilihan kita, tapi haruslah kita siap atas pilihan terbaikNya, untuk apapun itu.....

#semoga Allah hibahkan sabar dalam setiap langkah kita saudariQ,
special for my beloved sister GR Crew"..menanti detik bahwa Buah S_A_B_A_R itu begitu nikmat, dan akan segera kita rasakan...:)insya Allah

Ketika Ibu Masih Saja Berterimakasih Kepada Kita"


Terima kasih ibu kepada kita, adalah sepotong kata penuh makna yang menjembatani jarak zaman yang kian melebar, antara era hidup di dua zamman yang berbeda.

 Terima kasih, sepotong kata yang singkat itu, merupakan akumulasi dari seluruh kerelaannya untuk menghadapi realitas, bahwa pada akhirnya kita dan ibu kita, adalah dua orang yang hidup di beda zaman, beda generasi. Itu takdir usia yang tak bisa kita hindari.

 Terima kasih itu adalah ekspresi paling rumit yang tak mudah kita mengerti. Itu bentuk kepasrahan yang besar kepada jalan hidup yang diberikan Allah kepada setiap ibu. Pada akhirnya, anak-anak yang ia besarkan, cepat atau lambat, perlahan atau pasti, tidak akan bisa semua membersamainya, selamanya.

 Terima kasihnya adalah rasa penerimaannya, bahwa meski akhirnya kita bukan lagi sepenuhnya dalam asuhannya, dan perasaan memilikinya tidak lagi penuh, ia merasa telah cukup mengembil bagiannya dari diri kita. Maka ia selalu berterima kasih.

 Dengan segala rasa bersalah kita, juga haru, saat ibu masih saja berterimakasih kepada kita, mungkin kita masih belum sepenuhnya memasuki alam batinnya yang lebih jauh. Betapa di balik rasa terimakasih ibu, bergumul garis-garis takdirnya yang rumit. Bukan karena sebab apa-apa, tapi karena ia memang seorang ibu.

 Tarbawi_edisi "Ketika Ibu Masih Saja Berterimakasih Kepada Kita"