Langkahkan kakimu, sejauh engkau sanggup melangkah, terus..terus..dan terus...ukir jejak-jejak asa dan harapan, untuk menemuiNya di kelak nanti^^

Selasa, 10 April 2012

Tarbiyah Menyejarah#



“Sesuatu itu baru bisa berarti ketika kita sudah kehilangan”
Hari ini kembali berpetualang bersama tim “Zakat Consultant”, mengunjungi ta’lim ibu-ibu di sebuah perumahan di kota Satria ini. Menyusuri jalannya, kembali mengingatkan aku pada suatu petang bersama saudari tercinta, mengunjungi sebuah rumah saudari kami untuk “mencharger komitmen”, pasca melewati moment “Tarbiyah menyejarah” itu. aku bersamanya, berboncengan, menerjang hujan, menaklukan jalan yang berliku dan turun  menanjak. Romantis rasanya sore itu, hingga tersasar di bawah derasnya hujan. Ah..mengingat masa itu, masihkah ia ingat, sedang aku disini merasa tiba-tiba merindukannya, saudarikuJ hingga berkali-kali kami berdua berkunjung meneguhkan komitmen itu, dan memulai petualangan seru, ban bocor, soto klaten, hujan deras, iltizam, sejarah, huft^^banyak yang aku kenang bersamamu saudariku. Hingga kini, tak pernah aku merasa kehilangan saat tak tampak wajahmu di dalam lingkaran iman itu, tiba2 hari ini aku merasa sangat merindukanmu. Semoga Allah menyampaikan rindu itu kepadamuJ
Kembali ke cerita hari ini, sampailah di sebuah rumah, ceritanya ta’lim ibu-ibu perumahan, tapi lebih tepat disebut “ta’lim posyandu”Jmaklum setiap satu umahat bawa satu anak, dari yang sudah pintar berjalan sampai yang masih dalam gendongan, jadi sedikit ramai^^ dimulailah perkenalan, oleh komandan kami lalu beliau bercerita banyak hal tentang PKPU dan kehidupan dalam kebaikan. Mungkin aku pernah bahkan sering mendengar beliau cerita ini, tapi rasanya siang ini bersama rasa yang berbeda. Getah beningku mencoba menerobos pertahanan dinding-dinding pertahanan. Tubuhku mulai merinding, ah seperti biasa saat pemberontakan ini, selalu seperti ini yang aku rasakan. Ntah seperti ada rasa enggan untuk aku tidak kembali bertemu dalam aktifitas ini. Berkunjung dari rumah ke rumah, menawarkan sekedar yang kami punya, tabung peduli, kartu zakat dan infak bulanan, kaum dhuafa, relawan, bencana dan lainnya.  Ya Rabbi, ini akan aku rindukan esok, belum pun aku benar-benar meninggalkan. Sepertinya, cinta akan zonaku selama ini mulai tumbuh, meski di dalam sana ada yang terus memberontak meminta keadilan atas kontribusi yang berharap bisa diberikan lebih.
Disini, aku memnag hanya belajar, tertatih dan terus belajar, meski aku tahu begitu lambatnya aku. Bekerja bersama sekian target, mempertahankan diri selalu dalam kondisi terbaik dan ceria, berkeinginan tinggi dan terbuka bersama yang ditemui, sebetulnya cukup itu yang harus menjadi modalku. Tapi, saat ini rasanya aku selalu belum sanggup untuk meneruskannya. Hingga pun siang ini di penghujung siang ini, aku layangkan sebuah amplop cokelat ke sebuah tempat yang pun itu tak asing lagi bagiku, di sudut lain dunia pendidikan. Berharap aku bisa lebih mengoptimalkan potensi, mengikhtiarkan kontribusi seoptimal mungkin. Ya Rabb, bukan aku tal bersyukur atas yang ada sekarang, tapi aku ingin memberi manfaat yang semoga lebih bisa lebih baik daripada saat ini.
Menanti, semogapun bukan hanya untuk dicoba tapiuntuk menjadi ladang amal yang sesungguhnya esok^^menunggu, esok menjadi kenangan yang akan kembali menjadi penyemangat dan semoga selalu menjadi peneguh komitmen ini, layaknya siang ini, yang emudian mengingatkan kembali pada setiap fase tarbiyah menyejarah itu, fase kembali meneguhkan komitmen itu. Tarbiyah Menyejarah___7 Ramadhan 1432 H__. Bersama setiap rintik hujan dan aliran getah bening yang menetes seiramaJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar