Langkahkan kakimu, sejauh engkau sanggup melangkah, terus..terus..dan terus...ukir jejak-jejak asa dan harapan, untuk menemuiNya di kelak nanti^^

Senin, 26 Maret 2012


Mungkin, menangis itu menjadikan kita sangat tampak cengeng, kekanakan dan sama sekali tak dewasa. Tapi, kali ini rasanya tak adil pula jika tangis itu, menandakan ketidaksiapan diri pada ketitik dewasaan itu. Pecah tangispun di pangkuanmu Ibu, maka apakah ini pun bagian aku masih tak layak mengatakan bahwa aku telah ingin belajar berdiri, disana membangun butir-butir syurga itu. 

Ibu, sesak ini semakin aku berpikir, kapankah aku bisa menjadi layak untuk sebuah pengakuan itu?saat haruskah tak pernah aku menangis lagi ketika aku menyampaikan setiap impianku?atau saat lagi aku tak bermanja di pangkuanmu?kapan?saat apa?

Ibu, hanya untuk mencari penguat untuk berbakti padamu lebih. Untuk bisa membangunkan syurga untukmu dan untuk ayah disana, bersama genggaman erat yang akan menuntun aku membangun jalan kesempurnaan, mengumpulkan bekal-bekal untuk menjemput ibu dan ayah di gerbang syurga kelak. 

Ibu, maka ridho Allah, adalah Ridhomu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar