Langkahkan kakimu, sejauh engkau sanggup melangkah, terus..terus..dan terus...ukir jejak-jejak asa dan harapan, untuk menemuiNya di kelak nanti^^

Minggu, 15 Januari 2012

45 Menit

45 cukup mengingatkan hati untuk kembali menata diri...Recovery orientasi menjadi harus, dan yang utama dilakukan....Tausiyah diawali renungan Q. S. At-Taubah: 41-42, Allah berfirman yang artinya:

(41) "Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". 

(42) "Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan  yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikuti, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh tersa oleh mereka. Meraka akan bersumpah dengan (nama) ALlah: "Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu". Mereka membinasakan diri mereka sendiri, dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. 

Jalan ini penuh onak duri, kata nasyidnya Izzis, bahkan mungkin panjang membentang, penuh liku, maka itu tak semua sanggup untuk memilih dan bersama dalam barisan ini, karena HidayahNya pun tentunya, bahkan dulu pun para sahabat, tak semua mau dan sanggup bersama Rasulullah untuk berjalan jauh, berperang memperjuankan kejayaan Dien ini, itu zaman Rosul yang langsung keteladanan terbaik itu bisa dilihat. Apalagi zaman ini, yang sangat tak bisa melihat Rasulullah langsung, maka memang hanya orang-orang pilihan atas hidayahNya saja yang sanggup dan berkomitmen untuk bersama perjalanan panjang ini. Berat itu bagi mereka yang tanpa keimanan yang kuat, bahkan sekalipun telah meniatkan dan sudah menyatakan diri untuk berada di barisan ini, belum tentu kita mampu dengan segala halang rintang perjalanannya ini. Karena setiap likunya akan ada ujian komitmen dan keteguhan atas keyakinan berjalan dalam barisan ini. Maka kunci keringanan itu adalah KEIMANAN QT PADA ALLAH....Ayat ini Allah turunkan adalah peringatan bagi mereka yang kemudian tidak mau ikut berperang, salah satunya yang kita hafal mungkin adalah saat kisahnya, Ka'ab bin Malik, yang tidak ikut berperang, saat itu perang Tabuk, karena lebih memilih untuk menikmati kenikmatan dunia saat itu. Kalau tantangan kita sekarang mungkin bukan dihadapkan peperangan yang semacam itu, yang berat untuk berjalan jauh di tengah teriknya siang padang pasir yang terhampar luas, menunggang kuda dan harus mempertaruhkan nyawa, juga harus meninggalkan istri, anak bahkan harta mereka.

Saat ini mungkin banyak cerita ujian kita sebagai aktifis dakwah, ketika harus syuro jam 6 pagi, saat masih mengantuk berat. Saat harus Muktamar, suksesi pemira, tapi kita dalam kondisi sedang ujian, mengerjakan skripsweet, atau laporan praktikum yang dikejar deadline, belum cucian yang menumpuk, kamar kita yang acak-acakan^^v. Seringkali mungkin keengganan untuk memenuhi panggilan-panggilan dakwah itu menggoda diri kita. Maka akan terlontar dari kita, Akhi/Ukhti, 'afwan ana tidak bisa hadir syuro karena bla...bla..bla..atau mungkin, akhi ana tsiqoh antum yang menjadi Qiyadah, menjadi CapRes, menjadi bla..bla..bla..ana akan sekuat tenaga membantu antum, bantu antum dengan do'a ya akhi karena tugas kuliah dan laporan ana belum kelar, atau yang lebih parah lagi mungkin, Mas/Mba..ana sedang mengejar deadline skripsweet, karena sudah ditanyakan terus dari rumah kapan bisa lulus, ana minta cuti dulu dari Liqo dan Dakwah...(Astaghfirullah)...semoga kita dijauhkan dari toleransi-toleransi atas urusan-urusan pribadi kita. Saat kalimat-kalimat tadzkirah (pengingat) itu diawali tausiyahnya, langsung hati ini, Jleb..Jleb..jleb....tahu aja ni pak Ustadz, penyakitnya kite-kite:)..langsung dech semua kepala kami tertunduk....

Jalan dakwah itu memang berat, panjang membentang, maka jika belum sampai pada tujuan tidak ada kata berhenti, harus terus berkarya....Islam itu mudah, maka dalam beratnya pun Allah telah menjanjikan sesuatu yang luar biasa untuk mereka yang berusaha kuat memenuhinya. Ada 3 hal yang menjadikan kita berat dalam berdakwah 1). Tidak punya orientasi, 2). Wajihah/sarana/ kita dalam berdakwah tidak mampu memberikan para da'inya untuk membangun Frame orientasi dengan baik, dan yang ke 3). karen atidak ada Qudwah dalam dakwah...Maka untuk bisa menjadi ringan setiap urusannya, mari kita tengok beberapa hal kembali, khususnya hal yang mendasar dari diri kita saat kita menyatakan diri untuk bergabung dalam dakwah ini. 1). NIAT/ORIENTASI....sudahkan orientasi kita benar, bahwa kemudian Allah yang menjadi tujuan, bahwa kemudian karya kita bukan untuk dinilai layak oleh makhlukNya, tapi oleh Allah, saat tak dinilai baik maka kita tak lagi bersemangat untuk berdakwah. Maka mari kita bersama menentukan KEJELASAN ORIENTASI kita dalam berdakwah^^2). Memahami kembali Esensi kenapa kita harus bergerak, bukan hanya sekedar kita bergerak menghabiskan energi, tapi kemudian kita faham kenapa kita harus melakukan semua hal dalam jalan dakwah ini. Maka syuro, menjadi salah satu proses penerjemahan sehingga jelas apa yang menjadi tujuan dari visi besar kita ini. Maka syuro menjadi sumber kebijakan agar kita tertata rapih untuk sampai pada cita-cita kita bersama. 3) Jadilah teladan, dakwah itu bukan hanya menyampaikan, tapi bagaimana kita pun mencontohkan, masih ingat sebuah taujih penutup saat temwil "Kita sebagai seorang da'i bagaikan sebuah puncak sebuah gantungan, jika ada simpangan sedikit di atas, maka di bawah akan terjadi penyimpangan yang lebih banyak". maka jangan sampai sedikit simpangan itu yang akan diikuti dan kemudian semakin jauh melenceng. 4). AMAL JAMA'I sesungguhnya amal yang berat ini, akan menjadi ringan jika beban ini tidak hanya dipikul seorang diri, Allah mengingatkan Qt dalam Q. S. At-Taubah: 67, bahwa kemudian seorang laki-laki dan perempuan yang beriman adalah penolong atas sebagian yang lainnya. Maka, mungkin bukan beban -beban itu yang berat tapi karena sempitnya ruang-ruang qt untuk berbagi. Maka, hanya KEIMANAN yang akan menggerakkan diri kita untuk berlapang saling menanggung beban ini, berlapang atas setiap kelebihan, dan kekurangan kita atau saudara-saudara kita. Karena, itulah yang menjadi kunci amal jama'i bisa direalisasikan.

Maka, pagi ini menjadi pemicu untuk kembali menata diri, membersihkan hati dan menguatkan segala hal yang semakin mengendur....wallahu'alam bi showab...Allah, masih Kau ingatkan kepada kami, menegur atas setiap kesalahn-kesalahn kami, semoga Engkau membukakan hati kami untuk memahami...



#Tausiyah Pagi_15 Januari 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar